CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 23 Agustus 2010

pelukan terakhir buat papa .. (17 july 2010)

Optimis, semangat yang tinggi dan menyayangi dengan caranya sendiri adalah hal yang paling kuingat dari sosok papa disamping segala sifat baik lainnya. Papa sudah menjadi tujuan hidup dan alasan dari segala langkah yg kuambil serta pencapaian yang ingin kuraih. Hanya papa yang mampu membuatku percaya pada kemampuanku sendiri, karena dia begitu membanggakanku. Aku belum mampu memberikan kebanggaan apa – apa, tapi apapun yang aku lakukan, semua usaha dan jerih payahku sudah mampu memberikannya kebanggaan yang luar biasa.

Papa begitu bangga menceritakan pada saudara, tetangga, teman – teman dan kerabat tentang prestasiku (yang menurutku sama sekali bukanlah apa apa). Papa yang biasanya begitu semangat menanyakan pengalamanku mewawancarai tokoh2 penting, papa yang selalu memintaku mengulangi bercerita tentang pengalamanku belajar di State, meskipun sudah puluhan kali rasanya kucritakan, papa yang selalu menanyakan pekerjaanku di kantor setelah sampai dirumah, papa yang selalu menggodaku tentang teman – teman dekatku. Dulu semua itu membuatku jengah, bosan dan ingin rasanya menjauh dari papa karena keingin tahuannya yang begitu besar dan caranya memperlakukan aku seperti anak kecil. Tapi itulah wujud kebanggaannya, itu adalah caranya membanggakanku karena memang hanya aku yang bisa dibanggakan. Itulah kenapa, segala sesuatu yang aku lakukan hanya untuk papa, karena aku ingin memberikan kebanggaan yang sebenar – benarnya, aku masih selalu berusaha, tapi ternyata hanya sampai disini kebanggaan yang bisa dirasakan papa.

No one can really care of me except him, he is really the one who can make me secured, safe, comfort in every place and every conditions. Papa ngga akan pernah membiarkanku tidur di kamar sendirian sampai dia yakin tidak ada satu ekor nyamuk pun di dalam. Di malam hari, papa suka diam – diam membuka kamarku untuk melihat apakah selimutku sudah terpasang dengan baik, apakah aku sudah nyaman dengan tidurku atau sekedar memeriksa apakah aku sudah berhenti “mainan” internet. Saat makan malam tiba, papa ngga akan pernah mau menyentuh makanan kesukaanku, meskipun dia sendiri juga sangat menyukainya, dia bakal melarang mama mengambil makanan yang yang aku suka, papa selalu diam – diam menambahkan nasi di piringku saat aku lengah karena dia benci melihatku berdiet dg karbohidrat. papa yg selalu bisa kuandalkan dalam berbagai masalah, sekecil apapun itu. Papa selalu toleran dengan semua sifat pemalasku, papa yang selalu memprotes dan merapikan barang – barangku yang berhamburan karena sifat teledor dan pemalasku. Papa yang selalu menemukan barang – barang penting yang terselip ntah dimana. He is just all I need. Tapi semua itu ternyata baru kusadari sekarang, saat aku ngga bisa lagi menyentuh tangannya, mencium kedua pipinya dan memeluknya, tidak bisa melakukan apapun kecuali mengenangnya.

Dua tahun terakhir ini hubunganku dengan papa bisa dibilang kurang baik dari sebelumnya. Aku menyalahkannya karena memaksaku ke Makassar selepas kuliah. Papa melakukan segala cara untuk bisa membuatku ke Makassar dan berada dekat dengannya. Sungguh tidak terbersit sedikitpun dalam benakku kalau permintaannya itu karena mungkin inilah saat saat terakhir kami bisa berkumpul bersama sebagai keluarga kecil yang meskipun banyak sekali dirundung masalah tapi tetap kuat karena cinta kami bertiga yang begitu kuat. Aku menolak, tapi papa bahkan merayuku dengan berbagai cara, hingga akhirnya aku mengalah dan merintis karir di kota ini. Tapi ketika semua ternyata tidak sesuai rencana, aku mulai uring – uringan. Aku selalu menyalahkan papa atas segala masalah, segala kekacauan yang terjadi akibat kepindahanku ke Makassar. Aku selalu menyalahkannya atas segala kegagalan kegagalan yang terjadi karena keberadaanku di Makassar, jauh dari berbagai peluang dan kesempatan. Aku selalu menyalahkannya atas segala kesedihan yang kurasakan karena kepindahanku disini. Aku selalu menyalahkannnya atas segala keterlanjuran ini. Tapi papa selalu mengalah dan menyesali semuanya, dia selalu bersabar menghadapi perubahan – perubahanku meskipun aku tahu hatinya sakit melihatku seperti ini. Papa masih dengan setia mengantar dan menjemputku ke kantor, masih memperhatikan segala kebutuhanku dan mengantarku ke mana mana karena aku ngga ngerti jalanan di kota Makassar. Papa menyayangiku dengan segala yang dia punya, berusaha membuatku betah dengan segala keterbatasannya. Ya tuhan, papa begitu sabar dan luar biasa menyayangiku. Di saat – saat terakhirnya aku tidak cukup melayaninya dengan baik, tidak cukup membuatnya bahagia atas prestasi – prestasiku, tidak cukup membuatnya bahagia atas karirku yang seolah2 mandeg. Tapi papa seolah2 ngga pernah merasakan penderitaan yang dia rasakan, bahkan di malam terakhir saat kondisinya (ternyata) benar2 melemah, papa masih saja bisa bercanda, bisa menjahiliku seperti kebiasaannya, dan masih saja memperhatikan batuk asmaku yang kebetulan kambuh juga.

Dan akhirnya, saat kami membopongnya dari kamar mandi tengah malam itu papa sempat berkata, bahwa sebenarnya dia ngga pernah tega meninggalkan aku dan mama berdua saja dalam kondisi seperti ini, satu kalimat disampaikan papa buat syarif malam itu, “tolong jaga dewi dan mamanya kalau terjadi apa - apa”. Kami menangis, tapi tetap tidak menganggap bahwa itu adalah pesan terakhir menjelang ajal yang menjemputnya keesokan harinya sekitar pukul satu siang. Hanya itu wasiat papa, bahkan di saat terakhirnya pun dia masih saja memikirkan nasib kami.

Saat memeluk papa untuk yang terakhir kalinya di malam itu, aku masih merasakan hangat tubuhnya, dan betapa sedihnya aku, saat memeluk lagi tubuh itu keesokan harinya dalam keadaan sudah terbujur kaku dan dingin.

Aku mengikuti setiap prosesnya, dari saat papa dibawa ke kampungnya Pinrang dengan mobil jenazah yang melaju sangat kencang, saat jenazah papa dimandikan, dikafani dan akhirnya dimakamkan disamping makam kedua orang tuanya. Tak pernah terbayang dalam benakku akan melihat semua proses ini untuk papaku. Papa begitu kuat, tidak mudah putus asa, penuh semangat dan suka sekali bercanda. Tapi saat itu aku melihatnya tanpa ekspresi, tak berdaya dengan mata tertutup tak pedulikan aku. Papa sudah berpulang, Allah SWT telah mengambilnya karena memang Dia yang memiliki hak itu.

saat berkumpul bersama teman, kerabat dan keluarga di kampung halaman papa, yang sebagian juga datang dari kota lain, semua bercerita tentang papa, semua mengenang segala kebaikan dan jasa papa semasa hidup. Masing – masing orang punya kenangannya sendiri, tapi satu hal yang sama tentang papa, bahwa papa begitu baik, suka sekali menolong orang lain dan punya rasa welas asih yang luar biasa. Hal – hal itu yang mendorong orang datang jauh – jauh dari mamuju, Jakarta, Kalimantan hingga manokwari, semua datang karena Papa adalah sosok yang sangat disayangi semua orang karena kebaikannya.

Sekarang tidak ada lagi sms – sms papa untukku disela2 kesibukan dikantor, tidak ada lagi yg memintaku bercerita sepulang kantor, tidak ada lagi yang menjahiliku dirumah, tidak ada lagi yg melindungiku dari nyamuk, tidak ada lagi papa disamping kami. Tidak ada lagi sosok yang bisa kuandalkan dirumah, tidak ada lagi sang pengambil keputusan saat kami sedang dalam masalah yang tak bisa kuputuskan sendiri, tidak ada lagi papa, yang tersisa hanya kenangan. Sekarang insyaAllah papa sudah tenang di rumah terakhirnya, mudah – mudahan ia mendapatkan tempat yang terbaik sesuai dengan amal ibadahnya, dan dikumpulkan bersama orang – orang pilihan allah SWT. Amin Yaa Robbal Alamin.

my Facebook's note on Rif's birthday (8 july 2010)

“ one moment in our 8 years journey, we ever run on d different path leaving each other, thanks for running back to catch me when I fell down. Now I hold your hand again to reach the final destination ”

Malam ini, beberapa menit sebelum hari ulang tahunmu, seharusnya aq berada di dekatmu menemanimu melewati pergantian umurmu yang ke 28. Sayangnya, penerbangan ke Makassar untuk hari ini tidak menyediakan 1 seat pun untukmu. Tapi apalah artinya menunggu 12 jam saja sampai aku bisa bertemu denganmu, toh kita masih bisa merayakannya besok malam sampai 10 hari kedepan.

8 tahun yg lalu mungkin masing – masing dari kita berdua ga pernah berpikir bisa saling menyukai bahkan mencintai. Aq mengenalmu pertama kali sebagai seorang yg sangat arogan, dingin dan sangat tidak tau bagaimana bersikap manis. Kamu benar2 tidak tahu cara menghadapi wanita. Waktu itu rasanya sangat tidak mungkin jika harus jatuh cinta pada orang sepertimu, kamupun begitu.

Aq malah menjalin hubungan dg teman seangkatan kita, kamupun sibuk dg urusanmu sendiri dg para wanita lain juga (mungkin). Saat aku putus dengannyapun, kita masih belum menyadari perasaan masing2. Sampai setahun berlalu dan kamu memutuskan untuk pergi ke jogja. Perasaan kehilangan itu terasa sangat menyiksa. Perasaan apa lagi namanya klo setiap hari aq selalu menangisi kepergianmu dan berupaya sangat keras utk bisa menyusulmu ke kota itu, kota yg sangat tidak aku kenal dan yg pasti akan ditentang oleh orang tua karna ditinggalkan anak satu satunya!!

Tp kamu terlalu angkuh untuk mengakui perasaanmu waktu itu, butuh waktu dan kesabaran serta perjuangan luar biasa panjang utk bisa membuatmu kemudian berkata “yes darling, u’re rite, we have that feeling, so, we should have a commitment”.

Berangkat dari komitmen itu, aq berusaha sekuat tenaga agar bisa bersamamu, di kota itu. Kenyataannya memang aq kemudian menyusul ke jogja!! Jurusan Hubungan Internasional pun kamu yg mengusulkan. saat itu aq begitu menuruti apapun kemauanmu, termasuk mengambil jurusan yang sama sekali tidak aku tau. Bodoh? Mungkin! kecintaanku padamu mampu mendorongku berbuat apa yg tidak kutau. Untungnya aq menuruti kemauan orang yg tepat dan aku memang beruntung pada waktu itu. Tindakan bodoh yg akhirnya kusyukuri karna aku makin menikmati jurusanku, dunia baruku, orang – orang di sekelilingku.

Dan yg tidak kalah penting, keputusan itu telah mengantarkanku di INTERNATIONAL CLASS ’04, bersahabat sekaligus bersaing dg super duper bright students di kelas!! That decision bring me to experience a very wonderful time with my lovely IC’s friends. Membawaku ke beberapa pencapaian – pencapaian yg tidak pernah terbayang sebelum keputusan itu diambil. Well, temen2 IC yg sempat membaca tulisan ini pasti tahu betapa mengesankannya berada di kelas itu

We were experiencing the up and down love story when we were @ college. Putus nyambung udah ga keitung, tp aq selalu kembali padamu. sepanjang 4 tahun di kota itu, aq melihatmu semakin baik hari demi hari, semakin mencintaiku dan menjagaku. I really love d unique way u love me!!We have almost nothing in common, but we have no reason to be apart. Terlalu memaksakan diri agaknya, tp itulah aq dan kamu!!

Satu keputusan penting diambil dan masalah terbesar yg harus kita hadapi, aq harus ke Makassar to catch up my carrier n opportunity. Dalam kehidupanku, kamu ga pernah ga memberi dukungan atas apapun keputusan yg kuambil. Dan memang, kamu mendukungku lagi kali ini…

And then the biggest problem began….

Aq terlalu terlena dg kehidupan baruku, dunia asingku dimana banyak sekali moment2 “pengakuan diri” selalu kudapatkan. Aq melakukan berbagai hal baru dengan orang – orang baru, mengenal karakter – karakter berbeda dari setiap orang yang kukenal. Menikmati perasaan baru yang suatu saat justru menghancurkanku.. Entah karna apa, finally we decided to break this relationship. Terlalu mengada2 klo kita bilang sebagai perbedaan prinsip, karna sejak 8 tahun yg lalu pun kita tau perbedaan itu.

Waktu berlalu dan kemudian kamu bilang aq mulai berubah, waktu sepertinya telah merubah masing2 dari kita, kamu menjadi diriku, dan aku menjadi dirimu. Aku lengah, aku lalai dan sedikit demi sedikit mulai mengacuhkanmu. Dengan berbagai cara kamu mencoba menyadarkanku dan mengingatkanku atas perubahan itu. Tp aku justru berubah membencimu, ya aku melewati saat saat dimana perasaan asing itu menghinggapiku.

Tak terhitung masalah yg harus kita hadapi. Masing masing dari kita kemudian menjalani hidup yg tak seperti dulu lagi. Kita berjalan di jalan masing2 tp dalam hati kecilku, aku selalu yakin bahwa aku tak pernah kehilanganmu. Kamu tidak pernah pergi dariku, dan aku masih berjalan bersamamu dalam kehidupanku meski secara nyata kamu tak bersamaku lagi.

Beberapa peristiwa yg bertubi tubi terjadi dan menghempaskan aku dalam satu keterpurukan besar . aku terlambat menyadari pesan pesanmu atas bahaya yg akan kuhadapi sebagai konsekuensi dari perasaan yang tak semestinya ada. Saat peristiwa menyedihkan itu terjadi, kamu ada di saat tersulit dan terberat yg harus dihadapi oleh hati dan jiwaku!! Kamu datang meski aku tak berharap, kamu hadir karna kamu merasakan apa yg aku rasakan. Kamu ada disana mengulurkan tangan untuk mengangkatku, mengajariku lg ttg hidup dan kehidupan yg seharusnya kujalani. Mengingatkan lagi siapa aku, berapa banyak yg kupunya dan apa yg harus kulakukan. Mengajari bagaimana menata hatiku di saat yg sama kamu juga harus menata hati dan jiwamu. Mengobati luka hatiku saat kamu sendiripun terluka. Merelakan apapun yg kamu punya hanya untuk melihat senyuman di wajahku. Kurasa aku tak akan bisa menemukan yang sebaik ini selain dari dirimu.

Aq pernah tersesat dan salah jalan, dan kamu pun rela untuk berbalik arah untuk menemukan dan menuntunku kearah yang semestinya. Karena ikatan batin kita selalu terhubung tanpa harus bertukar kata. Kadang, aq cukup memikirkanmu saja untuk membuatmu kemudian menanyakan kabarku ntah melalui orang tuaku atau langsung menelponku. Itulah yg membuatku tiba2 sadar There’s no one can be compared with u…

U never let me hearing sweet words from u, but u make me feel it, n that’s d sweetest thing I got from love, FROM YOU, d only one who can make it!! u deserve to get more than a “thank”, u deserve to get a “love”.

This love is for u, Syamsul Arifin, I’m sharing this note to show to the world how precious you are in my life, n how I blame myself for making all troubles …

Happy birthday, my dear Rif, may Allah SWT always bless u

See u tomorrow n have a safe flight…

note:
He is then staying at Makassar for ten days, taking care of my dad until his last breath...
thanks God, he's with me when My papa leaves ...
d most dramatic day in my life...

Selasa, 06 Juli 2010

to hate is to forget?

yesterday I talked about people with d new character in my new place, here in makassar. I also talked about the different culture or habit around a year ago, however I am affraid to say that the general character that I've founded during almost my 2 year in makassar is part of their culture, because several people coming from java that stay here doing the same thing. It's about the character and attitude of several men, not all, but uhhmmm.. sorry to say, almost all.

I used to live among the normal people, ordinary people, and they run on their regular track. Just the simple, normal, ordinary and common life!!In my school, my campus, organization, I am in a very ordinary people and environment where the islamic sphere is really dominating . I have only four men in my life, but they were very nice to me during our relationship and they are still my friends until now because we had a very good time and never hurt each other. I never knew such a man that hurt someone's heart and does the thing that they like without considering other's heart.

But things are going differently in this new place. Any different attitude in this new city is just shocking me becauseI probably never know those character closely or maybe just out of my reachable area.

My first coming in Makassar, I feel there's so much differences. or maybe people here is just so honest in expressing something. They can expressively adore the sexy women passing by, expressively touch this and that, expressively talk about anything even the private thing and expressively make many fun relationship with many girls. What d hell is happening when a man is freely touching, seducing, making a sweet words to another girl in front of his girlfriend ? (well, it's covered by what they called as a "joke" ). What kind of relationship when a girlfriend lets her boyfriend dating another girl without any objection ?. What does the meaning of a marriage when a wife lets her husband asking a lunch or dinner for another girl ? it's such a crazy thing and the more crazy thing is I went with the flow and got lost into it.

No, dont think that I dated a married man!! It surely never happen.

I just made such a "close relationship" with a guy that many people actually has warned me for his "track record" in (conquering?) playing around with women's heart (damn I really hate these words). But I ignored those warning, I thought I can keep my feeling to not go too far, I thought I can protect my own heart for breaking (like other girls), i thought I really can save myself. I was wrong, He is just too expert in playing d drama, too expert in arranging the sweet words and too expert to look for d mistake of another to blame someone for any heart breaking. Yes, he did, He made it to me!! HE SUCCESSFULLY MAKE ME FOOL!!

Every nights then I ask to God, not much, only taking this crazy feeling to him and to forget anything about him. I dont have any plans to do revenge or to hurt him back. I only want to forget!! that's it that's all!! I never want anything. My best friend ellie has ever said to me "every people coming to our life has their own reason, there must me a good thing that we can take for a lesson of life, even our enemy or anyone that hurt us the most". Therefore I never planned to hate someone or hurt someone that draw the pain in me. I only wish to God that I can forget, yeah only forget.

Now, I really can forget him, never adore or even think about him. BUT, I hate him. I dont know how to tell, but this is what I feel right now. I even hate to hear anything about him.I really can't pretend, I hate him.

IS THAT TRUE "TO FORGET IS TO HATE"? is the hatred d only way to forgive and forget. I dont think so. I myself can't avoid this new feeling. It's kind of new challenge for me, to lift up d hatred in my heart and be nice like I knew him for the first time. God, now I wish for one new thing, please take this hatred away from my heart.

Senin, 05 Juli 2010

I am strong coz I believe in Him!!!

When i got nothing for every prays and wishes, when I thought that God is probably giving me so much pain and sadness, thanks God I still believe that He must have a reason for every problems i have. i trust him, no matter what. i believe that he will give d thing that i need, not what I want, the one that I can live with, not d one I can't live with.

I used to play hard, work hard, compete hard. I never get what I want easily. I used to struggle for the thing that want it the most. I study and manage my time hard until I achieve my cumlaude predicate with high index cummulative achievement while actively working on organizations and debate competitions. I kept applying d scholarship n believing that someday I would across d ocean, then I suddenly made it in the end of 2008. I study hard, work hard and compete hard.

After graduation, d real life is even harder, I meet the new challenges, people with d new characters and new problems. almost 2 years after graduation, my prays and wishes are not seeming to come true. God seems never listening to my demands. I take number of risks, pass many interviews and tests and also gets many offerings. However, it seems that should take thousands of steps to reach the targets.

With those ups and downs on my life, I keep on praying, keep on wishing and keep on believing that someday God with answer all my questions, my problems, my prays, my wishes and my demands.

Rabu, 13 Mei 2009

Pentingkah memblokir FB?????

lama banget yah ngga posting di blog ini,,, mungkin karena terlalu sibuk nge - fesbuk, updating status, ngomentarin status temen, nulis di tembok user, gonta - ganti foto profil, buka2 profil teman baru... emang kegiatan yg mengasyikkan saat hati dan pikiran uda terlalu penat dg kerjaan ato uda mati gaya nunggu jadwal siaran selanjutnya...

trus kenapa sekarang aku mulai ngelirik blog ku tersayang ini,, karna fesbuk di kantor ada indikasi di BLOKIR (ooopppss!! bahasanya uda kyk nulis berita aja... xixixixi)
males banget ga sih... hari gini pake acara pemblokiran situs pertemanan segala...
ok!! before we talk about d gud and d bad side... kita coba telusuri latar belakang pembuatan situs buatan Mark ini...
awalnya sih ide brilian ini dibuat untuk memperluas jaringan temen, disini kita bisa melacak jejak temen yg sudah hilang dilindas jaman (halah lebay!!), bikin fans club, maen game, ikut quiz (yg kayaknya makin ga penting aja..), promosi bisnis, pamer foto, menandai (tagging) foto, chating, ngasih info untuk info tertentu, tau aktivitas or perasaan teman, diskusi di forum, ngirim catatan dan mengomentari teman.
pokoknya dirancang sesempurna mungkin oleh si Zuckerberg ini (yang kabarnya orang yahudi n mendapatkan dana yang luar biasa dr situs ini untuk membiayai Israel untuk menghabisi Palestina)
tp bener ngga nya ngga tau ya... kita kan ga pernah punya data akurat ttg hal2 kayak gitu...
yang jelas pertanyaannya... bener ngga sih fesbuk ngeganggu kinerja kita di kantor???

menurutku sih tergantung kali ya...
kita nih bekerja di bidang apa,, kalo kerjanya di bidang administrasi perkantoran, bank, atau pemerintahan... mungkin iya...
tp kalo kerja kita di bidang media, humas, ato marketing yang butuh promosi,, situs pertemanan justru sangat membantu kan...?? memperlebar jaringan n melebarkan sayap untuk memperoleh informasi lebih lengkap dr teman seprofesi, atau mempromosikan produk lewat fesbuk mungkin jadi trend saat ini...
selain itu, selama pekerjaan kelar, beres dg sempurna tepat waktu n punya banyak waktu kosong buat buka fesbuk,, apa itu salah ??
di negara2 maju yg demokrasi nya uda mateng bgt, pemblokiran terhadap sebuah situs tuh udah basi bgt,, ga jaman lagi...
tp emang masyarakat disana juga uda bisa menempatkan segalanya sesuai porsinya kali ya... waktunya kerja ya kerja... ada waktu kosong boleh donk nge fesbuk...
kalo aku masih mahasiswa n jd aktifist aku akan demo n bilang "pemblokiran FB = matinya kebebasan berekspresi "
karna kan hak berkspresi udah dilindungi peraturan nasional dan internasional asal ga digunakan untuk hal - hal yg menyinggung orang lain...
tp mungkin sebelum memperjuangkan dibuka nya pemblokiran ini perlu juga kita bertanya "sudahkan kita tempatkan waktu untuk fesbuk n deadline kerjaan sesuai dg porsinya" kalo jawabannya sudah, yuk main fesbuk lagi..!!!

Senin, 15 Desember 2008

How bad is being Javanese?

In the late of this century, many believe that the race discrimination is not a problem anymore. Well, there is no exact suppression on the minor ethnic in many areas in the world. Black and White can live together and enroll each position in many field, it is well supported by the winning of Barack Obama in the US election that prove the equality among many ethnics.

However, for me this discrimination is actually still becoming a problem. At least for me as a minor community now in Makassar, one of the city in South Sulawesi, Indonesia. As a new comer here, I absolutely don’t have any idea about people’s culture and habit. I thought it’s not gonna be so hard to adjust since this is in still Indonesia. In fact, it’s totally not true. It’s so hard to adjust with people here.

Lets first talk about the social life here, as long as I know, there are 3 ethnics here which are Bugis, Makassar and Javanese. Most Javanese works in low level likes vendors, sellers in the traditional market and food stall owner. It is like the position of Maduranese in Java that mostly works in traditional market with a rude character. Here, the greeting “Mas” will be refers to the vendors or people that u can ask for help in many buildings. When my father (who is Bugis) saw someone who performs little bit messy, he said “you are just like mas-mas ” which reflects that Mas – mas always be so messy. As my friend here told me, the customers usually calls the seller by “mas” just because the sellers are mostly Javanese.

Today, I met the Head of trade and industry field in Makassar. My friend said he is Javanese, so I asked him “are you from Java”. His face is turned unfriendly while saying ‘ummh, yes I am from Java, but I need to to emphasize that I am from Jakarta’ (Jakarta reflects to the most modern part in Indonesia). I can see from his eyes that he doesn’t want to be considered as Javanese. Then, I started to ask myself ‘is it bad being Javanese here’

I don’t mean to be so sensitive in responding many phenomenons that I found during my new living here. But those make me remember that in many parts in the world, perhaps there are still negative stereotype that stigmatizes certain community or ethnics. Like how people in Columbia warns me to be careful with Black because they usually are sensitive because of their hard condition. Or how my parents warns me to not have relation with some certain ethnic because they usually have more than two wives.

At the end, I come to the conclusion that I am so proud of everything I have in my life. Ethnics doesn’t mean anything except the heritage. So who cares that you are Javanese, Chinese, Bugis, Makassar, Sundanese or Maduranese? I think only a man with a narrow mind can categorize people in such boxes.

The flying shoes for Bush: is he deserved to get that?



This morning information from my Program Director made me shocked and amazed at once! “a journalist threw his pair of shoes to president Bush” . Then I started to search the real story in google and found the video also.

In the Bush’s farewell press conference in Iraq, Muntadar Al Zaidi, an Iraqi journalist stood up surprisingly and threw his 10 sized shoes to this American president. To complete his flying shoes, he shouted, “this is your farewell kiss, you dog” for the first shoe and “and this is the end” for the second. As a journalist, he absolutely knows the consequences for his fantastic action that was the first time in American history or may be in the world. However, he did it! Bravely.

Well, for me, it’s such a reflection on how an Iraqi condemns US intervention on their governance and politics lately. In 2003, without UN’s permit, United States invade Iraq for its accusation of the weapon mass destruction. Many Iraqi’s soldier were being killed, caught and tortured. In fact, the weapon of mass destruction is only US prediction without any proof. This prediction had to be paid by the Iraqi’s blood, the execution of Saddam Hussein, orphanage and widow. Even though we don’t know yet exactly his reason behind the “the shoes incident” the point is for those Bush’s sins, is the flying shoes enough for him?